Kegiatan dibuka Ketua Bawaslu Sulut, Ardiles Mewoh didampingi anggota Bawaslu Sulut Zulkifli Densi, Kepala Sekretariat Aldrin Christian, Kabag Humas dan Pengawasan Bawaslu Sulut Anggray Mokoginta serta akademisi Prof Rosdalina Bukido yang menjadi narasumber.
Hadir sebagai peserta organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, media massa dan tim dari bawaslu RI.
Diawali dengan doa bersama dan pembacaan lantunan ayat ayat suci alkuran. Kegiatan “Ngabuburit Pengawasan” kemudian dikemas dengan diskusi ringan seputar literasi kepemiluan dan penguatan pengawasan partisipatif.
“Kita bersyukur dan berterima kasih karena
“Ngabuburit Pengawasan” merupakan kegiatan perdana kita di kantor baru Bawaslu Sulut, ” ujar Ardiles Mewoh.
Dikatakan Ardiles, banyak dinamika yang terjadi sepanjang tahapan pemilu serentak 2024. Akan tetapi semuanya dapat berjalan dengan baik sesuai regulasi.
Ia pun mengucapkan kasih dan apresiasi yang luar biasa kepada semua pihak yang sudah mendukung Bawaslu dalam mengawasi tahapan pemilu 2024.
“Bawaslu tentunya tidak bisa bekerja sendiiri, Semuaya hasil kerja bersama. Banyak laporan yang sudah kita selesaikan. Kita bersyukur pemilu 2024 di Propinsi Sulut berjalan lancar dan kondusif. Ini tentunya berkat kerja kolaborasi. Kesuksesan ini berkat kerja keras semua pihak termasuk jajaran Bawaslu hingga ke tingkat paling bawah, ” ucapnya.
Ia pun berharap, lewat kegiatan “Ngabuburit Pengawasan” bisa mendapatkan hasil yang baik. Terutama jadikan landasan untuk mengawal tahapan pelaksanaan Pilkada.
Anggota Bawaslu Sulut, Zulkifli Densi menambahkan “Ngabuburit” merupakan kegiatan yang diprakasai Bawaslu RI sebagai bagian tradisi Ramadhan. Ngabuburit yang identik dengan waktu santai menunggu buka puasa, ungkap dia, diisi dengan diskusi-diskusi positif serta mendekatkan dengan masyarakat.
“Ini merupakan kegiatan rutin bawaslu RI
kiranya kedepan dalam kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kita terutama membantu kinerja bawaslu, bersama rakyat awasi pemilu, ” ucap Zul.
Dalam diskusi itu, mantan personil Bawaslu Bitung ini memaparkan, Sulut memang banyak penanganan pelanggaran yang ditangani jajarannya. Mulai dari tahapan proses pencalonan, hingga pemungutan dan penghitungan suara digelar. Semua laporan kata Zul dapat diselesaikan dengan baik.
“Tentunya ini tidak luput dari kerja sama masyarakat Sulut dan stakholder dalam memberikan informasi sehingga kami dapat melakukan pengawasan hingga di seluruh penjuru,” ujar Zul.
Tentunya lanjut Zul dari sekian penanganan pelanggaran yang ditangani Bawaslu tidak semuanya diputus bersalah. Karena ada juga yang terdapat tidak memenuhi persyaratan formil maupun non formil.
“Bawaslu pun berharap melalui kegiatan seperti ini masyarakat dapat bisa terus membantu kinerja Bawaslu. Seperti slogan yang selama ini digencarkan Bawaslu, bahwa Bawaslu bersama rakyat awasi pemilu. Itu intinya,” tandasnya.
Akademisi Prof Rosdalina Bukido yang menjadi narasumber pada kegiatan ini mengatakan, mengapresiasi kinerja penyelenggara pemilu dalam hal ini Bawaslu.
Bagi dia berdasarkan rilis yang dikeluarkan KPU bahwa tingkat partisipasi secara nasional itu diangka 80 persen dan untuk Sulut sendiri berada diangka 82 persen. Itu artinya kerja-kerja Bawaslu dalam mengedukasi pendidikan politik berhasil dilakukan.
“Dalam meningkatkan partisipasi pemilu tentunya perlu edukasi menyeluruh oleh kawan-kawan Bawaslu disemua tingkatakan. Karena dalam riset yang kita lakukan masih kurang tingkat edukasi yang digencarkan kepada masyarakat. Namun, langkah Bawaslu yang menggandeng unsur masyarakat seperti ini itu sangat baik. Undang-undang pemilu itu tidak hanya wajib diketahui oleh penyelenggara pemilu itu sendiri, namun harus menjadi konsumsi wajib bagi masyarakat agar apa yang menjadi aturan di dalam undang-undang tersebut dapat menjadi pijakan bersama,”terang Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado itu.(bly)
Tinggalkan Balasan