Baru 12 Persen Pelaku UMKM Adopsi Teknologi Digital, Gejala Fenomena Kesenjangan Digital
Jakarta, TRENDSULUT- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi soko guru perekonomian bangsa Indonesia. Sayangnya masih terdapat sejumlah persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM. Diantaranya adalah kesenjangan digital atau digital gap.
Fenomena digital gap itu diungkap langsung oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi. “Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia salah satunya ialah tidak meratanya adopsi teknologi digital, ada digital gap (kesenjangan digital). Oleh karena itu tugas Kominfo melalui program ini untuk mengatasi hal tersebut,” kata Budi dalam keterangannya Sabtu (3/8).
Dia mengungkapkan salah satu upaya pemerintah mengatasi kesenjangan digital itu lewat kegiatan Adopsi Teknologi Digital UMKM 2024. Dia mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah total UMKM di Indonesia ada lebih dari 64 juta. Mereka berkontribusi sebesar 60 persen terhadap PDB nasional.
Tetapi hanya 12 persen dari jumlah UMKM tersebut yang telah mengadopsi teknologi digital secara efektif. Sebagai upaya mengatasi kesenjangan digital tersebut, Budi mengatakan Kementerian Kominfo meluncurkan program Adopsi Teknologi Digital UMKM 2024 (UMKM Level Up).
Program tersebut, lanjut Budi, berupaya mendorong para UMKM di Indonesia agar lebih masif dalam mengadopsi teknologi digital. Dia berharap banyak anak muda bisa menjadi entrepreneur untuk membantu pergerakan ekonomi negara dan membuka lapangan pekerjaan.
Budi mengatakan potensi UMKM yang sangat besar ini harus digerakkan dan ditingkatkan kemampuannya khususnya terkait digital.
“Program adopsi teknologi digital UMKM ini berfokus pada peningkatan kapabilitas UMKM,” tuturnya. Untuk itu perlu diterapkan strategi, seperti, merancang strategi bisnis, meningkatkan kecakapan digital. Sampai memanfaatkan platform digital untuk berkolaborasi secara global.
Pada kesempatan tersebut, Budi juga menekankan bahwa UMKM merupakan tulang punggung serta roda penggerak perekonomian negara. Oleh karenanya bertransformasi digital perlu dilakukan oleh para UMKM untuk mengikuti perkembangan era digital.
“Karena dengan digitalisasi akses pasar menjadi borderless, sehingga peluang memasarkan produk UMKM ke luar negeri menjadi sangat besar,” tegasnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Hokky Situngkir menyatakan bahwa peningkatan adopsi teknologi digital bagi UMKM menjadi prioritas Ditjen Aptika.
“Dalam menghadapi pesatnya transformasi digital kami berpegang erat dan berkomitmen mewujudkan proyek prioritas berdasarkan empat pilar yaitu, infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital dan ekonomi digital,” jelas Hokky.
Menurutnya pelaksanaan program UMKM Level Up ini merupakan salah satu bentuk komitmen dalam mewujudkan ekonomi digital yang berkelanjutan, memberdayakan, dan inklusif. Karena Indonesia harus mampu bertransformasi dari konsumsi teknologi menjadi produsen melalui keterlibatan UMKM sebagai motor penggerak.
Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat, ranah digital telah menjadi kekuatan yang tak tergantikan. Bagi UMKM, perjalanan transformasi digital bukan hanya sebuah pilihan, namun kebutuhan.
“Kami percaya bahwa dengan adopsi teknologi digital serta dukungan yang tepat dari berbagai pemangku kepentingan, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka. Mereka juga dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan daya saing, serta mengoptimalkan proses bisnis mereka,” terang Hokky.(jp*)